UPAYA KETAHANAN PANGAN DI PULAU BAWEAN, DPRD DUKUNG KOLABORASI LINTAS INSTANSI
Gresik – Ketahanan pangan menjadi prioritas srategis di Kabupaten Gresik, dengan pemerintah dan berbagai pihakterus berinovasi demi memastikan ketersediaan pangan berkelanjutan. Salah satu upaya terbaru adalah program pipanisasi pengairan di Pulau Bawean, yang diharapkan mampu mendongkrak produktivitas sektor pertanian lokal.
Program ini merupakan hasil kolaborasi lintas instansi, melibatkan Kodim 0817 Gresik, Pemkab Gresik, dan pemerintah pusat. Wakil ketua I DPRD Gresik, Lutfi Dhawam, menyatakan bahwa program tersebut bertujuan memanfaatkan sumber air secara optimal atau melalui program pipanisasi untuk menopang ketahanan pangan di Pulau Bawean. “Pipanisasi ini diharapkan meningkatkan ketahanan pangan dengan memanfaatkan air yang selama ini terbuang agar bisa dimaksimalkan untuk pertanian,”ujarnya, Rabu (09/10/2024).
Lutfi Dhawam menjelaskan, program ini mengalirkan air hujan yang tertampung di pegunungan menuju kolam penampungan sebelum dialirkan ke lahan pertanian. Hal ini diharapkan memungkinkan petani di bawean melakukan panen hingga dua kali dalam setahun. “sekarang sebagian besar petani hanya panen sekali dalam setahun. Dengan adanya program ini, kami berharap produktivitas meningkat, minimal bisa dua kali panen,” jelasnya. Namun, ia juga menekankan pentingnya pengelolaan air yang bijak agar tidak mengurangi pasokan untuk kebutuhan rumah tangga. “Air ni tidak hanya untuk irigasi, tapi juga untuk mandi dan minum. Maka pemanfaatannya harus berimbang.” Tambahnya.
Selain pemanfaatan sumber air hujan, ia juga menyebut bahwa pemanfaatan air laut agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Pulau Bawean. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa setiap langkah harus melalui tahapan yang sesuai dengan standar operasional yang berlaku. “kami masih mengukur dan mencari solusi terbaik untuk memanfaatkan air laut agar dapat memenuhi kebutuhan harian masyarakat, terutama untuk minum dan mandi,” ujarnya.
Selain focus pada infrastruktur pengairan, DPRD bersama Pemkab Gresik juga berencana mendorong pengembangan pertanian organic di Bawean. Lutfi Dhawam menekankan pentingnya kemandirian pangan dengan memanfaatkan potensi lokal secara optimal. “kami ingin sektor pertanian di Bawean beralih ke model organic agar lebih mandiri dalam jangka Panjang,” ungkapnya.
Sedangkan untuk program pipanisasi ini akan memanfaatkan lima titik sumber air dari totsl 36 titik yang tersebar di pulau Bawean. Kelima titik ini dipilih karena dinilai strategis untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian. “dari 36 titik, kami akan memaksimalkan 4 hingga 5 titik yang potensial untuk irigasi,” tutur Dhawam. Dengan berbagai upaya ini, DPRD Gresik berharap sektor pertanian di Pulau Bawean semakin produktif dan mandiri, sekaligus dapat memenuhi kebutuhan pangan lokal. “sumber daya air yang sebelumnya terbuang akan kita optimalkan agra tidak sia-sia, dan Bawean lebih produktif serta mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya,”pungkasnya.